Sunday, June 3, 2012

Halo - halo Bandung vs Hallo Bandoeng


Halo-halo Bandung, Ibu Kota Periangan
Halo-halo Bandung, kota kenang-kenangan
Sudah lama beta, tidak berjumpa dengan kau
Sekarang telah menjadi Lautan Api
Mari bung rebut kembali

Siapa yang tak kenal dengan lirik lagu diatas lagu mars yang mengobarkan semangat yang konon diciptakan oleh  Ismail Marzuki (atau Cornel Simanjuntak, Bona L. Tobing, atau para pejuang Bandung Selatan?)inspirasi diciptakannya lagu 'Halo Halo Bandung' sendiri, sudah umum diketahui. Yaitu diilhami peristiwa ketika Bandung sengaja dibakar, yang dikenal dengan peristiwa 'Bandung Lautan Api'. Tanggal 24 Maret 1946, para penduduk Bandung sengaja membakar rumah mereka. Tujuannya agar Belanda tidak bisa menggunakan Bandung sebagai markas mereka.

Kata 'Hallo Bandoeng', meroket menjadi ungkapan populer, sejak pertama kali terlontar tahun 1929 dari ucapan ratu Belanda di masa itu, yaitu Ratu Emma, ibunda Ratu Wilhelmina. Siapa mengira hanya dua kata sederhana yang diucapkan Ratu Emma kemudian menjadi legenda sampai bertahun-tahun kemudian?

                                           Ratu Emma, Juliana, Pangeran Hendrik, Wilhelmina
Ketika itu di Belanda musim dingin,7 Januari 1929. Ratu Emma (1880 – 1962) yang sepuh, 71 tahun, duduk menghadap meja. Diletakkannya karangan bunga untuknya di atas meja. Di atas meja itu ada mikrofon besar. Inilah saat dimulainya peresmian sarana komunikasi telefon antara Belanda-Indonesia, yang terbuka untuk umum.
Sang Ratu duduk di Belanda, lawan bicaranya duduk di Indonesia. Di masa itu, ini adalah moment luar biasa. Maklum, sebelumnya tak pernah terbayangkan bahwa orang di Belanda akan langsung bisa saling berbicara dengan orang di benua lain yang jaraknya beribu-ribu kilometer, seperti Indonesia.

Ratu Emma bersiap-siap berbicara dengan istri Gubernur Jendral di Indonesia (Hindia Belanda). Peresmian itu ditandai dengan kalimat pertama Ratu Emma, 'Hallo Bandoeng, Hier De Haag' (Hallo Bandung, di sini Den Haag). 

Tak ketinggalan penyanyi Belanda Willy Derby turut menangkap moment bersejarah itu. Ucapan bersejarah Ratu Emma itu dikutip sebagai judul lagunya, 'Hallo Bandoeng'. Lagu ini diedarkan melalui piringan hitam di tahun 1929.



Berikut ini video lagu 'Hallo Bandoeng' versi Belanda yang dinyanyikan Willy Derby:






Penasaran seperti apa lirik lagunya..silakan disimak.

"HALLO ! BANDOENG!"

Klein moedertje stond te beven
Op het telegraaf kantoor
Vriendelijk vraagt de telefonn juffrouw
Dadelijk krijgt U wel gehoor
Trillend op haar oude benen
Greep zij de mikrofoon
En toen hoorde zij verwonderd
naar de stem van hare zoon
HALLO - HALLO - BANDOENG ?
Ja moeder hier ben ik
Dag lieve jongen zegt zij met een snikHallo - Hallo
Hoe gaat het oude vrouw
Jongen lief, ik verlang zo erg naar jou

Terjemahan dalam bahasa Indonesia diatas kira-kira berbunyi :

HALLO  BANDOENG
Bunda mungil berdiri mengigil
di suatu kantor telepon
Dengan ramah operator telepon wanita bertanya
Sebentar Ibu bakal dapat jawaban
Gemetar ia berdiri ditopang kaki tua
Diraih mikropon
Dengan heran terdengar
suara dari putranya.
Hallo - Hallo -Bandung ?
Ya Ibu, aku disini !
Anakku sayang, ucapnya dengan terbata
Hallo - Hallo
Apa kabar Ibunda ?
Anakku sayang, aku amat rindu padamu !


*Lagu Hallo Bandoeng ini juga dinyanyikan oleh wieteke van dort.



No comments:

Post a Comment