Wednesday, August 10, 2011

Terang Boelan

Lagu "Terang Boelan" ini begitu populernya sampai didendangkan oleh banyak penyanyi diantaranya George de Fretes & His Hawaiian Minstrels, George de Fretes & zijn Suara Istana, Rudy van Dalm & The Royal Rhythmics, Rudy van Dalm & His Raindrops, Orkes Pantja Warna, The Kilima Hawaiians, Wieteke van Dort, Anne Gronloh, dll.Lagu ini menjadi terangkat lagi ketika hubungan negara kita dengan Malaysia sedang memanas, dipicu oleh aksi klaim Malaysia akan beberapa hasil seni budaya kita. Lagu bergenre stambul ini adalah lagu pantun satu  bait yang berisi nasihat untuk kaum perempuan dalam menjalani pengalaman percintaan untuk berhati-hati.

Berikut ini liriknya:
Terang Boelan 

Terang bulan
Terang bulan di kali
Buaya timbul disangkalah mati
Jangan percaya mulutlah lelaki
Berani sumpah 'tapi takut mati
Jangan percaya mulutlah lelaki
Berani sumpah 'tapi takut mati

Belakangan setelah ada dugaan kemiripan dengan lagu kebangsaan Malaysia “Negaraku”, Lokananta berniat menuntut pemerintah Malaysia dengan tuduhan telah melakukan penjiplakan. Tapi benarkah begitu?
Tersebutlah pada tahun 1938 ada sebuah film romantis yang sangat laris berjudul “Terang Boelan”.
Film ini diproduksi oleh perusahaan ANIF (Algemeen Nederlandsch Indisch Filmsyndicaat) dengan pemain utama penyanyi keroncong yang sedang populer, Miss Roekiah, lalu ada Kartolo (suami Roekiah dan orangtua Rahmat Kartolo, penyanyi populer tahun 1960-an), Rd. Mochtar, dan E.T. Effendi. Sebagai pengiring musik adalah orkes Lief Java yang dipimpin oleh H. Dumas.

Salah satu lagu yang ditonjolkan dalam film ini adalah “Terang Boelan” yang dinyanyikan oleh Rd. Mochtar. Namun Rd. Mochtar ternyata tidak mampu menyanyikan bagian nada tinggi, sehingga untuk itu Ismail Marzuki, personil Lief Java sekaligus pencipta lagunya, membantu menyanyikannya. Mungkin sejak film ini kemudian orang menganggap lagu “Terang Boelan” sebagai karya asli Ismail Marzuki hingga kemudian direkam oleh Lokananta pada tahun 1956.

Namun Malaysia tak mau kalah dengan mengemukakan fakta bahwa melodi lagu yang dipakai untuk anthem “Negaraku” berasal dari lagu kebangsaan negeri Perak “Allah, Lanjutkan Usia Sultan” yang sudah ada sejak akhir abad 19 lalu.

Ada pula yang mengatakan bahwa lagu ini jiplakan dari "Mamula Moon" yang Hawaii-en, waduh tambah peningkan? Tak usah pusing-pusing mending kita dengarkan dan lihat perbandingannya, berikut ini:

Link :http://ridwanhutagalung.wordpress.com/2011/02/08/stambul-terang-bulan-untuk-martha/

Geef mij maar Nasi Goreng - Wieteke van Dort

Geef mij maar nasi goreng, met een gebakken ei, wat sambal en wat kroepoek ...

Begitulah sepenggal refrein lagu jadul dari zaman setelah Indonesia merdeka tetapi bahasa Belanda masih terdengar biasa di tanah air ini. Dinyanyikan oleh Wieteke van Dort, seorang penyanyi Belanda yang lahir di Surabaya dan tumbuh di Indonesia. Lagu ini memuat beberapa nama makanan khas dari tanah air. Sebuah lagu yang unik, lagu yang kalau didengar oleh orang-orang zaman sekarang pasti mengalihkan wajahnya ke arah sumber lagu itu terdengar.





Ingin mendengarkan, cobalah buka link ini.


Geef mij maar nasi goreng

Toen wij repatrieerden uit de gordel van smaragd
Dat Nederland zo koud was hadden wij toch nooit gedacht
Maar ‘t ergste was ‘t eten.
Nog erger dan op reis
Aardapp’len, vlees en groenten en suiker op de rijst
Geef mij maar nasi goreng met een gebakken ei
Wat sambal en wat kroepoek en een goed glas bier erbij
Geef mij maar nasi goreng met een gebakken ei
Wat sambal en wat kroepoek en een goed glas bier erbij
Geen lontong, sate babi, en niets smaakt hier pedis
Geen trassi, sroendeng, bandeng en geen tahoe petis
Kwee lapis, onde-onde, geen ketella of ba-pao
Geen ketan, geen goela-djawa, daarom ja, ik zeg nou
Ik ben nou wel gewend, ja aan die boerenkool met worst
Aan hutspot, pake klapperstuk, aan mellek voor de dorst
Aan stamppot met andijwie, aan spruitjes, erwtensoep
Maar ‘t lekkerst toch is rijst, ja en daarom steeds ik roep