Teresa Teng lahir pada tanggal 29 Januari 1953 di Yunlin, Taiwan. Dan meninggal di Chiang Mai, Thailand pada 8 Mei 1995 dalam umur 42 tahun. Teresa Teng terkadang namanya ditulis Teresa Tang, Teresa Deng atau Deng Lijun. Dia merupakan seorang penyanyi legendaris dari Taipei, Taiwan. Ia merekam beberapa lagu terkenal, termasuk "Kapankah Kau Akan Kembali (pinyin: Hé Rì Jūn Zài Lái). Selain lagu-lagunya yang berbahasa Mandarin, ia juga pernah merekam lagu-lagu dalam bahasa tradisional Taiwan, bahasa China dialek Kanton, bahasa Jepang, bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.
Ia dimakamkan bagai seorang pahlawan di Taiwan, dengan bendera Taiwan menutupi peti matinya dan Presiden Taiwan saat itu, Lee Teng-hui, menghadiri pemakamannya. Teresa dimakamkan di sebuah kaki gunung di Chin Pao San (Jinbaoshan, arti harafiahnya Gunung Harta Karun Emas), dalam sebuah kompleks pemakaman dekat Jinshan, dekat Taipei, Taiwan. Sebuah patung dirinya dalam pakaian pertunjukan dipajang, diiringi dengan musik lagu-lagunya sebagai latar belakangnya, didirikan sebagai tugu peringatan di tempat pemakamannya tersebut. Disana juga terdapat sebuah piano elektronik raksasa dimana para pelayat dapat memainkannya dengan menginjak balok-balok piano tersebut. Makamnya ini sangat sering dijunjungi oleh para penggemarnya --- sebuah kebiasaan yang sangat berbeda dengan kebudayaan China untuk mengunjungi pemakaman pada umumnya. Sebagian gaun-gaun, perhiasan dan barang-barang pribadi Teresa dipajang dalam sebuah eksibisi di Yuzi Paradise, sebuah taman kesenian di luar kota Guilin, China. Pada bulan Mei 2002, patung lilin Teresa Teng dipajang untuk umum di museum lilin Madame Tussauds di Hongkong.
Penghargaan yang pernah beliau terima :
- New Singer Award untuk "Kūkō pada tahun 1974.
- Gold Award pada tahun 1986, "Toki no Nagare ni Mi o Makase".
- Grand Prix untuk Tsugunai pada tahun1984; Aijin pada tahun 1985; Toki no Nagare ni Mi o Makase pada tahun1986. Dialah orang pertama yang mendapat penghargaan Grand Prix tiga tahun berturut-turut.
- Outstanding Star Award untuk Wakare no Yokan pada tahun1987.
- Cable Radio Music Award untuk Wakare no Yokan pada tahun 1987 dan 1988.
- Cable Radio Special Merit Award pada tahun 1995 karena berturut-turut dapat Grand Prix Award.
Hampir semua tempat-tempat hiburan yang terdapat orang China di dalamnya mendengarkan lagu ini. Lagu ini memiliki irama yang ringan dan indah lagu ini menceritakan tentang senyuman manis seorang gadis. Namun, lagu Dayung Sampan menggambarkan nasihat kepada nelayan yang sedang mencari ikan.
youtube
Dayung Sampan
Indonesian Folk song ini juga dilantunkan oleh penyanyi Indonesia diantaranya oleh Titiek Sandhora, Aida Mustafa, Ruta Zahara (Keroncong Betawi), The Blue Diamond, Hetty Koes Endang , dll.
Teresa Teng juga menyanyikan versi aslinya.
Indonesian Folk song ini juga dilantunkan oleh penyanyi Indonesia diantaranya oleh Titiek Sandhora, Aida Mustafa, Ruta Zahara (Keroncong Betawi), The Blue Diamond, Hetty Koes Endang , dll.
youtube
Naik sampan
Sampan didayung
Sampan pun m'laju hai nelayan
ke pantai nan biru
Kalau tuan mencari jodoh
Jangan mencari hai nelayan
selalu cemburu
Ya ya ya ya
Jangan selalu cemburu
Cemburu hatinya palsu
Dayung dayung dayung dayung sampan
Naik sampan menjala ikan
Ikan di jala hai nelayan
di tengah muara
Kalau tuan mencari makan
Makan dicari hai nelayan
menarik suara
ya ya ya ya
Mari menarik suara
narik suara bersama
dayung dayung dayung dayung sampan